Minggu, 05 Februari 2012

Ulang Tahun Terindah (manfest 2012)

Reni Pratiana atau yang biasa dipanggil Reni adalah anak berumur 13 tahun. Ia memiliki rambut hitam panjang ikal yang selalu dikepang dua rapi. Ia memakai kacamata berbingkai hitam yang besar dan selalu memakai seragam sekolahnya dengan sangat rapi. Walaupun ia terlihat seperti anak kutu buku yang keluat dari sebuah film luar negeri, ia memiliki gigi yang putih dan rapi sehingga senyumnya terlihat sangat menawan. Iris matanya yang berwarna cokelat susu selalu menatap hangat seiring ia tersenyum. Dirinya yang selalu tersenyum ramah kepada siapa saja itulah yang membuat dirinya sangat dekat dengan keempat sahabatnya yang mendampinginya sejak hari pertama mereka memasuki SMP Ibunda.

Reni mempunyai suatu kebiasaan unik yang sangat ganjil untuk anak seumuran dirinya. Ia sangat suka memelihara serangga. Ya, dari mulai capung, kupu-kupu, jangkrik, belalang, lebah, bahkan kecoa sekali pun. Yah, ia tidak memelihara semuanya dalam toples atau kandang kecil seperti yang ia lakukan dengan semut, jangkrik, dan kupu-kupu yang ada di kamarnya, tetapi ia sangat menyukai spesies binatang yang satu itu. Saat anak-anak perempuan lain berteriak dan gemetar ketakutan melihat kecoa atau ulat misalnya, ia akan mendekat dan mengaguminya. Akan tetapi, karena sifatnya yang pendiam, teman-temannya hanya menganggap bahwa ia berani dengan binatang apa saja, tidak pernah berpikir bahwa Reni menyukai binatang-binatang yang menurut mereka menjijikkan itu. Apalagi Reni merasa bahwa hal itu adalah hal yang tidak perlu dibicarakan.

Hari Senin pagi yang cerah itu Reni berangkat ke sekolah seperti biasa. Ia melewati jam demi jam pelajaran seperti biasa, hingga tiba saatnya istirahat pertama, saat ia mengobrol dengan keempat sahabatnya sembari memakan bekal.

"Lo tau gak, masa kemaren gue mimpi dikejar kecoak raksasa. Jijik abis gak sih?" ucap Amanda, sahabat Reni yang memiliki mata biru dan rambut cokelat keriting. Reni mengerjapkan mata, agak tidak percaya. Yah, jika ia mendapatkan mimpi seperti itu, mungkin ia sudah memeluk sang kecoa dan bermain-main dengannya. Itu akan menjadi mimpi yang indah baginya.

"Demi? Sabar aja. Emang tau, kecoak tuh menjijikkan banget. Hiii..." tanggap Prita sembari gemetar jijik. Reni terdiam dan meneguk minumannya, tidak berani mengutarakan pendapat.

"Yah, sejijik-jijiknya gue sama kecoak, masih lebih jijik ulet! Apalagi kupu-kupu ama capung. Geli banget gue..." timpal Mita.

"Iihh!! Kupu-kupu tuh bagus lagi, indah. Gue sih lebih takut sama... SEMUUTT!! ADA SEMUT DI BAJU GUEE!! AAAA singkirin singkirin!!" teriak Tira histeris. Reni dengan sigap langsung mendekat dan dengan hati-hati mengambil semut di lengan baju Tira dan menaruhnya dengan hati-hati di lantai sebelah ia duduk. Amanda memerhatikannya.

"Reni enak ya... gak takut sama semua serangga" komentarnya.

"Hah?" ucap Reni spontan.

"Iya ya! Ah gak seru lu Ren, gak kompak!" seru Tria. Reni mengulum senyum.

"Huss. Bagus lagi, gak takut. Daripada elo Tri, semut aja takut!" ejek Mita.

"Iyaaa. Tau deh yang gak takut. Cukstaw" tanggap Tria kesal.

"Canda Triii, jangan nangis..." ujar Mita yang langsung disambut dengan jitakan manis dari Tria. Mita pun mengaduh sakit.

"Omong-omong, lo jangan nakut-nakutin gue ya Ren, mentang-mentang lo berani sama serangga. Sampe elo ngasih gue kecoak hidup gue kutuk lo biar hidup lo gak makmur entar" ancam Prita. Reni hanya tertawa hambar. Yah, seperti ia berani melakukan itu. Bisa-bisa kecoanya digeplak dengan sapu lagi oleh Pak Guru dan mati. Serangga dibunuh di depannya adalah hal yang paling menusuk hatinya di seluruh dunia.

"Yah, seberani apa pun Reni, dia gak bakalan gitu juga kali Ta... kayak lo gak tau dia aja" ucap Amanda.

"Bisa aja kali. Yang penting sih dia gak tergila-gila sama serangga sampe melihara ulet di kamarnya, ya gak?" ucap Prita yang disambut dengan tawa. Reni ikut tertawa hambar, hatinya agak sakit. Apakah menyukai serangga itu begitu aneh...?

KRIIINNGGG!!!

"Eh udah bel. Masuk yuk!" ajak Mita. Keempat temannya mengangguk lalu berdiri dan berjalan beriringan ke kelas sambil tertawa-tawa mendengar lelucon dari Prita.

***

Sesampainya di rumah, Reni bergegas ke kamarnya. Ia memandangi ulat-ulat yang sedang melata di daun. Tidak bisa disangkal, ia memang menyukai serangga. Ia tidak mengerti mengapa banyak orang tidak paham dengan keindahan-keindahan yang terdapat dalam serangga. Tapi ia mengerti, orang memang berbeda-beda. Seperti banyak orang yang tidak mengerti mengapa ia takut lumpia.

"Apa memelihara kalian itu aneh?" tanya Reni pelan. Pertanyaan yang ia tau tidak akan dijawab oleh ulat-ulat tersebut.

***

"Hai Ren!" sapa Amanda seminggu kemudian.

"Hai.." tanggap Reni sambil tersenyum.

"Lo mesti tau..." dan mengucurlah cerita dari mulut Amanda yang hanya setengah didengar oleh Reni. Pikirannya melayang kepada perkataan Prita kemarin. Yah, memangnya menyukai serangga seaneh itu?

"Ren, lo dengerin gue gak sih?" tanya Amanda. Reni tersentak kaget, tersadar dari lamunannya.

"Eeh... i, iya kok!" jawab Reni tergagap. Amanda menatapnya.

"Apaan?" tanyanya.

"Eeh, itu..." Reni bingung menjawab apa. Amanda menghela nafas.

"Lo kenapa sih, Ren? Kayak menjauh gitu, aneh gitu. Gue salah ya?" tanya Amanda lagi. Reni menggeleng kuat-kuat.

"Enggak kok, lo gak salah..." jawab Reni pelan.

"Terus? Kenapa Ren? Lo gak nyaman sama kita-kita? Apa lo sebel sama salah satu dari kita?" tanya Amanda. Reni menggeleng lagi.

"Ya terus--"

"Gue ke kelas duluan ya Da, daahh" pamit Reni cepat-cepat, memotong perkataan Amanda. Amanda hanya bisa menghela nafas dan menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan sahabatnya yang satu itu. Memang, sejak seminggu lalu kelakuan Reni jadi semakin aneh. Ia seakan menjauh dari keempat sahabatnya. Ia yang biasanya selalu mendengarkan mereka walaupun diam, sekarang kerjanya hanyalah melamun dan tidak mendengarkan sama sekali. Kelakuannya itu sangat aneh, apalagi karena mereka berlima sudah berjanji akan mengatakan apa saja yang membuat mereka tidak enak langsung kepada orangnya agar masalah tetap selesai...

Yah, yang mereka berempat tidak tahu, Reni sedang bingung. Ia bingung harus jujur (yang akan dicap aneh) atau mulai membenci atau setidaknya biasa saja kepada serangga (yang dianggap mustahil). Karena kebingungan itulah, ia jadi sering melamun dan kurang mendengar.

***

"Eh eh, besok ultahnya si Reni kan?" tanya Mita memastikan.

"Eh iyaa!! Udah pada beli kado?" tanya Tria.

"Gue sih udah, beli tempat pensil gitu" sambar Prita.

"Omong-omong pada mau ngasih kejutan gitu gak?" tanya Amanda.

"Iyaaa!!" koor ketiga temannya kompak.

"Mau ngapain?" tanya Tria.

"Ceplokin teloorr! Terus sirem tepung, aer, soda, segala macem! Mumpung besok hari Jum'at, seragamnya kan lagi putih..." usul Prita yang notabene orang paling kocak dan iseng diantara mereka berlima.

"Iya sih... Tapi dimana? Jangan di sekolah, ntar masuk BK mampus" ucap Mita.

"Terus dimana dong?" tanya Prita.

"Di rumahnya aja! Kita minta izin sama nyokapnya, jadi ada yang nahan dia, ajak ke sevel kek atau apa kek gitu. Terus ada yang udah nunggu di rumahnya, nyiapin telor segala macem, terus pas dia nyampe di rumahnya langsung serang!!" usul Amanda.

"Iyaa!! Keren tuh!" ucap Tria setuju.

"Jadi setuju nih?" tanya Prita.

"Okee!!" koor ketiga temannya. Mereka pun bergegas siap-siap untuk kejutan Reni besok.

***

Keesokkan harinya (pulang sekolah)

"Reenn!! Ke sevel yuk!" ajak Mita.

"Eunngg, boleh boleh. Bentar gue izin nyokap" sahut Reni lalu meminta izin dengan ibunya.

"Boleh katanya!" ucap Reni.

"Yeaayy!!" seru Mita bahagia. "Tri, Da, Ta, ikut yuk?"

"Ayoo!!" ucap Tria antusias.

"Yah Mit, gue mesti pulang cepet, udah dijemput" ucap Amanda.

"Gue juga mesti les..." ucap Prita dengan nada memelas.

"Yaaahh... gapapa deh. Daahh..." ucap Mita.

"Daahh..." sahut Amanda dan Prita berbarengan. Mereka pun pergi.

***

"Maaa aku pulang" ucap Reni.

"HAPPY BIRTHDAAYYY!!!" teriak Amanda, Mita, Prita, dan Tria sembari melemparkan amunisi-amunisi berupa telur, tepung, kopi, jus, slurpee, soda, dan lain-lain. Reni mengerjap kaget.

"Kaliaaann!!" teriak Reni. Keempat temannya memamerkan gigi mereka.

"Happy birthday Renii!! Wish you all the best yaa!!" teriak Amanda. Reni tersenyum dan tertawa.

"Makasiihh!! Eh gue ganti baju dulu ya, kalian makan atau minum aja dulu" ucapnya.

"Eunngg, kita ke kamar lo aja deh" usul Mita.

"JANGAANN!!" sambar Reni cepat. Keempat pasang mata menatapnya.

"Eh, itu... ka, kamar gue berantakan..." Reni mencoba ngeles.

"Tau gak Ren, itu tuh alesan paling konyol yang pernah ada" komentar Tria.

Hening.

"Tahan Reni!!" jerit Prita yang tiba-tiba lari menuju kamar Reni.

"JANGAAANN!!" teriak Reni yang langsung lari mengejar Prita. Ketiga temannya langsung ikut-ikutan lari. Malangnya, diantara mereka berlima, Reni adalah pelari tercepat. Jadi, dengan cepat ia mendahului Prita. Akan tetapi, tepat sebelum ia mencapai pintu kamar tercinta...

Ia terpeleset.

"Sori Ren!!" ucap Prita yang segera menyambar pintu. Pintu pun terbuka. Mata Prita membelalak.

"Ren..." ucapnya. Muka Reni memerah. "...maaf"

"Kenapa sih?" tanya Amanda. Ia masuk dan ternganga.

"Kenapa sih?" kali ini Mita dan Tria-lah yang masuk. Mereka terdiam.

Hening.

Tak terasa, Reni merasakan bulir-bulir air matanya jatuh.

"Reniii gue minta maaf!! Gue gak maksud ngatain lo aneh, gue waktu itu cuma bercanda..." ucap Prita, matanya berkaca-kaca.

"Ren kita juga minta maaf Ren, kita gak sengaja..." ucap Amanda.

"Enggak pa-pa..." ucap Reni sambil terisak. "Gue emang aneh..."

"Enggak, lo gak aneh Ren. Sama sekali enggak. Suka sama sesuatu itu biasa kali.. Dan elo emang suka sama serangga. Gue aja suka sama hal-hal yang berbau monster" ucap Tria.

"Bener...?" tanya Reni sembari menatap keempat temannya. "Kalian gak bakalan benci gue?"

"Ya ampun Renii, kita tuh sahabat elo. Masa gitu doang benci? Namanya bukan sahabat dong?" tanya Mita.

"Reni, kita tuh sayaangg banget sama elo. Kita justru takut elo benci sama kita. Kita minta maaf, kita gak maksud gituin elo..." ucap Amanda sembari memeluk Reni erat. "Elo maafin kita kan?"

Reni mengangguk. "Gue sayang lo semua!!" teriak Reni sembari memeluk keempat sahabatnya.

Hari itu hari ulang tahun terindah bagi Reni.... sejauh ini.